pages

Design Arsitektur

Rabu, 15 Desember 2010

Arsitektur dan perkembangannya

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktek-praktek, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.

Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.

Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual – Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci – dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.

Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah “arsitek priyayi” yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.

Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.

Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.

Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktekkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai “master”. Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.

Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa “gubuk berhias / decorated shed” (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah “bebek / duck” (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.

Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan mengunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.

Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.

Selasa, 14 Desember 2010

Head Office:

Jln. Amplas Gg. Amplas n0.7/3
Medan/ Sumatera Urata - 20214
Indonesia

Phone    : 061-77493419

Mobile    : 08126509724

Email    : greenarchiteam@yahoo.co.id
              anurhattandi@yahoo.com
              nur_abresia@yahoo.com
              abresia75@gmail.com

situs    : www.greenarchiteamstudio.com
           green architeam on facebook
Green architeam studio adalah situs informasi, biro perencana dalam bidang arsitektur dan civil engineering. Sesuai dengan namanya, architeam - Arsitek dan Perencana mengkhususkan usahanya pada bidang jasa perencanaan, desain dan perancangan bangunan dan rumah tinggal, baik rumah tinggal ,kawasan (perumahan) maupun non kawasan.

Green architeam studio - Arsitek dan Perencana menerima jasa perencanaan, perancangan dan pelaksanaan desain arsitektur bangunan dengan segala bentuk kemungkinannya.
Perencanaan meliputi penentuan gaya desain arsitektur, penentuan tata letak ruang-ruang yang akan menentukan struktur bangunannya maupun keselarasan elemen material yang digunakan.
Green architeam studio  juga menerima jasa re-design arsitektur bangunan, perencanaan tata letak didalam ruangan/desain interior, dan perencanaan landscape.
Selama ini Green architeam telah merancang beberapa bangunan di berbagai tempat dengan beberapa gaya bangunan yang berbeda, mulai dari post modern, mediterrania, art deco, tropical modern dan minimalist modern.

Dalam proses perencanaan dan mendesain arsitektur bangunan anda, Green architeam studio tidak selalu menetapkan standar yang mutlak dan absolut. Dengan kata lain, Green architeam studio juga siap bekerja sama dengan anda. Karena Green architeam studio yakin dan percaya bahwa anda pasti memiliki konsep, ide dan gagasan yang ingin di aktualisasikan didalam arsitektur bangunan anda. Green architeam studio dengan senang hati mengaktualisasikan ide dan gagasan anda kedalam bentuk desain yang kongkrit tanpa mengurangi nilai fungsi dan estetika arsitektur bangunan sehingga dapat dihasilkan karya yang sempurna baik dari sisi filosofis, fungsi dan estetika.

SOLUTION

Apa yang ada di benak anda ketika ingin merencanakan untuk membangun sebuah bangunan.
Berbagai macam pertimbangan mungkin sudah banyak tertampung dipikiran Anda. Mulai dari mempertimbangkan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan, seberapa luas bangunan yang akan dibangun, ruang apa saja yang mungkin dibutuhkan, gaya bangunan apa yang sesuai dengan selera Anda. Mungkin Anda juga sudah berusaha mencoba merencanakan tata ruang bangunan yang menurut Anda layak dan sesuai dengan kebutuhan anda.
Setelah melalui proses pemikiran diatas, mungkin akhirnya Anda berpikir untuk mencari seorang Arsitek atau konsultan arsitektur yang akan memberikan solusi dalam merencanakan sebuah bangunan sesuai dengan keinginan Anda.
Seperti halnya bidang-bidang disiplin ilmu lain, bidang ilmu arsitektur juga didapat melalui proses pembelajaran secara bertahap dan diaplikasikan sesuai dengan kaidah - kaidahnya.
Adapun kaidah - kaidah dasar arsitektural yg kami perhatikan meliputi:
- Penentuan gaya / style bangunan
- Penentuan letak bangunan terhadap lahan
- Tata letak ruang terhadap bangunan
- Pencahayaan distribusi matahari
- Penghawaan / sirkulasi udara
- Sirkulasi manusia di luar dan di dalam bangunan
- Penentuan material fisik bangunan
- Penentuan pewarnaan pada fisik bangunan
- Dimensional struktur konstruksi bangunan
Dengan konsepsi rancangan yang matang, perwujudan arsitektur bangunan selain dapat memaksimalkan fungsi-fungsi ruang yang proporsional, dapat menghadirkan tempat yang nyaman bagi Anda dan juga akan memberikan citra khusus pada bangunan dan pemiliknya.

PRICE


A. Biaya Desain Arsitektur

Untuk biaya atau fee desain arsitektur bangunan besarnya 2%  Total Biaya Produksi Bangunan (Negotiable, tergantung detail dan tingkat kesulitan bangunan).
Besarnya biaya produksi bangunan (biaya pelaksanaan) adalah antara:  3.000.000/m² (untuk bangunan kelas middle end) sampai dengan 5.000.000/m² (untuk bangunan kelas high end). Sebagai ilustrasi, jika sebuah bangunan dengan luas total 120 m², maka total biaya produksi bangunan (biaya pelaksanaan) adalah sebesar : 120 x 3.000.000 = 360.000.000. Besarnya fee desain = 2% x 360.000.000 = 7.200.000
Produk gambar (output) dari jasa desain arsitektur yang kami berikan kepada client adalah:
- Denah / lay Out
- Tampak Bangunan
- Block Plan
- Detail Tampak
- Potongan
- Rencana Sloof, Kolom dan Pondasi
- Rencana Lantai
- Rencana Plafond
- Rencana Atap
- Rencana Kusen, Pintu & Jendela
- Rencana Tangga
- Rencana Pagar
- Rencana Pembalokan
- Detail Pondasi
- Detail Atap
- Detail Kusen, Pintu & Jendela
- Detail Profile
- Detail KM/WC
- Gambar 3D ( Exterior 2 View )
- Gambar Rencana Utilitas (Electrical, Sanitasi, dll)

B. Biaya Desain Interior

Untuk jasa desain interior, service fee-nya adalah sebesar IDR 150.000/m². Besarnya service fee ini nantinya dikenakan hanya pada area/ruang yang akan didekorasi interiornya (karena tidak semua bagian dari rumah perlu didekorasi).
Misalnya, ruangan yang akan didesain interior-nya adalah DAPUR saja, dan ukuran dapur anda adalah: 3 m x 3m (9 m2), maka besarnya service fee untuk desain interior DAPUR tersebut adalah: 150.000 x 9 = IDR 1.350.000.
Jika ada tambahan ruangan lain (misalnya: ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dsb) yang akan didekorasi interior-nya, maka tinggal dijumlahkan saja luas total (keseluruhan) dari ruangan-ruangan tersebut, kemudian dikalikan dengan IDR 150.000 untuk mendapatkan jumlah service fee totalnya.
Produk gambar (output) dari jasa desain inteior yang kami berikan kepada client adalah:
1. Perspective Images, max 2 revisions
2. Layout Plan
3. Layout Furniture Plan
4. Walltreatment Plan
5. Ceiling Plan
6. Electrical Plan
7. Floor Plan
8. 4 Interior Section
9. Special Furnitures Drawings, Sections & Details
(Fee not included for constructing or supervising)

C. Biaya Pelaksanaan/Biaya Pembangunan

Untuk biaya pelaksanaan atau biaya pembangunan, perhitungannya relatif , sesuai dengan pilihan metode pelaksanaan pembangunan dan kelas spesifikasi material yang diajukan. Untuk harga sekarang dengan bangunan kelas menengah (midle end) biaya pembangunan-nya sebesar:  IDR 3 juta/m², sementara untuk bangunan kelas mewah (high end) biaya pembangunan-nya sebesar: IDR 5 juta/m².
Anggaran biaya dapat diestimasi setelah memberikan data - data dan informasinya, mulai dari data perencanaan desain yang sudah matang, informasi spesifikasi material dan data penunjang lainnya.
 

Sample text

Sample Text